[FUTSAL SMP] 3. "Sulit, Ya, Mempertahankan"
Sejak awal kelas 9, gua yakin banget kalo tim ini bakalan bisa mempertahankan prestasi di tahun sebelumnya bahkan bisa lebih. Bukan tanpa alasan, pas kita kelas 8, anak kelas 9 yang paling berpengaruh di tim tuh cuma penjaga gawang, sisanya ya anak kelas 8 dan kelas 7. Jadi, kalaupun mereka lulus, kualitas tim gak akan terlalu berpengaruh.
Tournament pertama kita tanpa anak kelas 9 aja bisa berakhir dengan juara 2. Itu juga nambah rasa optimis gua. Karena rasa optimis itu, kita dan pelatih agak pilih-pilih buat ikut tournament. Kita pilih tournament yang hadiah juara 1-nya lebih 1 juta atau lebih.
Tournament selanjutnya, yaitu di SMK Bina Karya Mandiri 2. Di babak awal kita masih lolos dengan mulus. Tapi, ternyata kita gagal lolos di 8 besar. Hanya kalah tipis 1-0 dari SMP 8 Bekasi (kalau tidak salah, gua agak lupa). Kita kalah dengan gol kita yang dianulir wasit. Sedih pastinya, tapi kita gak akan nyerah.
Setelah itu, tournament di SMK yang gua lupa namanya. Pokoknya masih di sekitaran Tambun Selatan. Lagi-lagi kita bisa lolos dengan mudah di babak awal dengan kemenangan 4-0. Tapi, lagi-lagi juga kita kalah di 8 besar dari SMP 9 Tambun Selatan dengan skor telak 9-2.
Ini jadi kekalahan telak pertama buat gua setelah 2 tahun. Kita semua sedih waktu itu. Kita ngerasa udah gak bisa lagi nerusin perjuangan tahun kemarin. Tapi itu gak lama, kita langsung berusaha bangkit.
Tournament selanjutnya di SMK Karya Bahana Mandiri. Ketiga kalinya gua dateng kesini. Kali ini kita langsug tersingkir, untuk ketiga kalinya juga selama gua kelas 9. Gua lupa lawannya apa. Kita kalah 3-0.
Lalu, di SMAN 2 Tambun Selatan. Target kita jelas juara, apalagi tahun kemarin kita runner up. Kita langsung ketemu SMP 9 Tambun Selatan yang ngalahin kita dengan skor 9-2 beberapa waktu lalu. Ini jadi misi balas dendam. Babak pertama 1-1 dengan kita unggul lebih dulu. Babak kedua, temen gua sekaligus kapten tim, Nugi, kartu merah plus kita dihukum penalti, skor berubah 2-1. Sejak itu, kita makin hancur, pertandingan berakhir 4-1 buat SMP 9. Gagal lagi.
Tournament terakhir kita di kelas 9 adalah di SMAN 5 Tambun Selatan. Kita pasang target "melaju sejauh mungkin". Sekolah lain pun ingin juara karena banyak diisi anak kelas 9 yang juga tournament buat terakhir kalinya. Di awal kita lolos dengan menang W.O karena lawan kita gak hadir.
Selanjutnya, lawan SMP PGRI Tambun Selatan. Kita kalah tipis 1-0 di babak pertama. Setelah itu ita nyerang habis-habisan (tanpa henti). Tapi gagal. Lagi-lagi kita tersingkir. Kita kalah dari tim yang akhirnya masuk final dan jadi runner up.
Dari sekian banyak tournament, kita selalu tersingkir yang bahkan babak semifinal pun gak pernah kita sentuh sekalipun. Dari situ gua ngerasa kalo kata-kata "Mempertahankan lebih sulit daripada merebut".
Belakangan, gua baru ngerasa adak beberapa faktor kenapa kita gak bisa mempertahankan prestasi di tahun sebelumnya, yang artinya kita belum bisa disebut "tim juara".
Pertama, kita jumawa bahkan sombong dengan milih-milih tournament yang mau kita ikutin, gak kaya tahun kemarin yang selalu ikut tournament apapun. Kedua, kita kurang punya rasa kebersamaan sejak duit hadiah juara dibagi-bagi, bukan dipakai buat makan-makan bersama. Ketiga, kita terlalu fokus ke babak semifinal bahkan final yang tahu sebelumnya sering kita raih, kita lupa bahwa setiap tournament itu berbeda, kita lupa kalo kita harus berjuang dari nol lagi (dari awal lagi).
Dan itulah pengalaman gua selama di futsal [FUTSAL SMP]. Semua hal itulah yang bikin gua bersyukur banget, karena bisa ngerasain banyak hal. Bisa dapet banyak banget pelajaran. Mungkin menurut lu, cerita gua di [FUTSAL SMP] ini biasa aja, tapi buat gua, ini berharga banget. Terutama, karena gua jadi tahu kalau "semua yang berhasil itu perlu gagal dulu", "keberhasilan itu butuh proses, kita cuma perlu sabar", dan "mempertahankan itu lebih sulit daripada merebut". Sekian.
Comments
Post a Comment