[FUTSAL SMP] 1. "Yaelah Lawan Lu Cuma Shatam"
Ini bagian pertama dari [FUTSAL SMP]. Jadi, dulu pas gua kelas 1 SMP atau kelas 7, ektrakulikuler (ekskul) yang gua cari cuma futsal. Gua sempet kecewa karena di brosur tentang shatam, ga ada ekskul futsal. Gua nanya-nanya ke temen gua namanya Alfin, dia temen gua dari SD dan kebetulan pas SMP kita satu sekolah dan satu kelas di kelas 7. Dia bilang punya kenalan kakak kelas yang juga suka futsal, dan menurut kakak kelasnya ini ada ekskul futsal. Gua seneng tuh, langsung aja gua tanya kapan latihannya, ternyata setiap hari minggu. Oke gua langsung berencana datang minggu ini.
Singkat cerita, latihan-latihan-latihan setelah beberapa minggu, akhirnya kita mau ikut tournament. Setelah itu, karena banyak anak kelas 7 yang ikut ekskul futsal dan cukup untuk bikin satu squad yang berisi 10 orang, akhirnya kita ngirim tim yang isinya full anak kelas 7. Dan semuanya baru pertama kali ikut tournament futsal.
Pada saat itu kita ikut tournament yang diadakan oleh SMK Karya Bakti Mandiri. Seperti anak-anak pada umumnya, kita bercanda dan ketawa-tawa sepanjang perjalanan ke sekolah tersebut. Apalagi pada saat itu, kita juga untuk pertama kalinya dapet dispensasi dari sekolah buat gak masuk. Kita benar-benar antusias waktu itu. Kita datang dari pagi padahal main jam 4 sore. Kita abisin waktu dengan nonton pertandingan-pertandingan di toournament itu. Kita jajan, makan, bahkan ada yang sempet tidur.
Semakin mendekati waktu pertandingan, kita justru semakin kehilangan antusias. Deg-degan semakin kerasa. Gua dan beberapa temen gua sampe bolak-balik ke kamar ganti. Menjelang satu pertandingan kita udah ganti baju dengan jersey tanding kita plus pemanasan. Tapi canda tawa semakin hilang seiring terlihat hebatnya para pemain sekolah lain yang bertanding sebelum kita. Dan suasana tim justru menegangkan. Pelatih kita waktu itu seolah membiarkan karna mungkin ga ada target buat tim ini.
Akhirnya kita bertanding. Di awal pertandingan, kedua tim terlihat seimbang. Tapi skor akhir berkata lain. Kita kalah 0-4. Ini jadi pertandingan dan tournament yang gabakal gua lupain. Setelah itu gua berpikir "Apa yang salah?". Seiring berjalannya waktu gua tahu kalo kita kehilangan fokus, mungkin yang ada di pikiran kita adalah "Tournament tuh menyenangkan, kita pasti juara" padahal ga semudah itu.
Singkat cerita, kita latihan lagi dan akan berangkat ke tournament selanjutnya di SMK Pusaka Nusantara 2. Dengan tim yang sama, kita berusaha buat fokus, ga kaya tournament sebelumnya. Ditambah lagi, kita udah tahu kekuatan calon lawan yang udah jelas diatas kita.
Singkat cerita lagi, kita kalah lagi. Kali ini skornya lebih mencolok, 2-8. Tapi diluar skor akhir yang menyakitkan itu, ada hal positif yang gua liat dari gua dan temen-temen gua. Pertama, kita berani menekan lawan. Kedua, kita berhasil menekan lawan dengan hasil 2 gol yang keduanya dicetak temen gua, yaitu Afif. Ketiga, kita punya kemauan buat bangkit, karena pada saat itu kita sempet ketinggalan 8 gol sampai akhirnya ngerubah skor jadi 2-8. Ini yang bikin gua berpikir "Kita punya harapan".
Selanjutnya, kita semua naik ke kelas 8, yang berarti kita punya adik kelas, yaitu anak kelas 7. Banyak anak kelas 7 yang masuk ekskul futsal dan banyak juga yang punya kemampuan bagus termasuk temen satu SSB (Sekolah Sepak Bola) gua. Sayangnya, temen-temen satu angkatan gua banyak yang seolah menyerah. Mereka keluar dari ekskul futsal. Riza keluar, Alfin (cedera), bahkan Afif yang bikin gua berpikir kalo tim ini punya harapan pun keluar. Dan banyak yang lainnya. Tapi diluar itu, gua seneng temen angkatan gua yang punya skill bagus kaya Nugi, Asnan, Adhit justru malah ikut futsal walaupun tahun sebelumnya ga ikut. Gua jadi tetep optimis.
Abis itu, kita ikut tournament lagi. Kali ini gua lupa nama sekolahnya apa, yang jelas itu SMK. Kita ngirim beberapa tim. Yang satu diisi full anak kelas 8 yang berarti itu tim gua. Satu lagi diisi anak kelas 9 plus anak kelas 7.
Akhirnya tim gua bertanding. Dan de javu. Ya, kita kalah lagi. Kali ini skornya 4-2. Gua berhasil nyetak gol pertama gua buat tim ini. Satu gol lagi dicetak Nugi. Tim lain yang diisi anak kelas 9 sempet lolos walupun akhirnya tersingkir.
Tournament selanjutnya di Sekolah Al-Muslim. Masih dengan tim yang sama. Dan hasil yang sama. Kali ini, sedikit lebih baik, kita kalah adu penalti dengan skor 1-2 dari tuan rumah SMP Al-Muslim setelah imbang 3-3 di waktu normal. Gua lagi-lagi bisa nyetak gol. Tim lain yang diisi anak kelas 9 pun lagi cuma maju satu langkah langsung kalah.
Yang gua soroti bukan kalahnya, tapi prosesnya. Kalo lu liat skor akhirnya, selalu ada perkembangan dari tim ini, termasuk diri gua pribadi sebagai pemain. 0-4 > 2-8 > 2-4 > 3-3(1-2). Ini bikin gua selalu optimis dari tornament ke tournament. Akhirnya pelatih mutusin buat bikin satu tim aja. Selain memangkas pengeluaran, juga meningkatkan kualitas tim. Tim yang diisi anak kelas 9+kelas 7 digabung sama tim kelas 8. Pada saat itu isinya Alfa(Kiper), Azmi, Reyhan, Adhi, Gua, Difa, Nugi, Imam, Adhit, Berlin, Rizky, Faisal. Alfa, Azmi, Reyhan, Mahesa ini kelas 9. Gua, Difa, Nugi. Imam, dan Adhit kelas 8. Berlin, Rizky, dan Faisal kelas 7.
Tournament pertama tim ini adalah di SMK Karya Bhakti Mandiri. Gua datang lagi ke sekolah ini dengan tim baru dan semangat baru. Benar saja, kita bisa melaju cukup jauh setelah 2 kali menang, walaupun akhirnya kalah di 8 besar di babak adu penalti setelah imbang 1-1. Di pertandingan ini mungkin gua yang aling sedih karena gua nyetak gol bunuh diri padahal tim sempet unggul 1-0.
Tournament selanjutnya, tournament futsal piala bupati di lapangan futsal bagen. Gua dan temen-temen mutusin buat ngerubah tos kita yang tadinya "SFE... WOYY" jadi "SFE... HARUS LEBIH BAIK". Harapannya tim ini akan sesuai dengan tosnya, yaitu akan selalu lebih baik dan lebih baik lagi. Di tournament ini gua ketemu temen SSB gua dari SMP 10 Tambun dan SMP Budi Perkasa. Sebelum pertandingan, kita ngobrol yang kurang lebih percakapannya gini:
Gua : Lawan mana?
A : Lawan SMP 5. Lu lawan mana?
Gua : Lawan dia nih.
S : Oh lu lawan gua? Lu shatam?
Gua : Iya.
S : Yaelah shatam doang.
Dia bilang "SHATAM DOANG" loh. "DOANG". Dari situ gua bertekad buat bisa ngalahin dia. Dan ternyata........ BERSAMBUNG
Singkat cerita, latihan-latihan-latihan setelah beberapa minggu, akhirnya kita mau ikut tournament. Setelah itu, karena banyak anak kelas 7 yang ikut ekskul futsal dan cukup untuk bikin satu squad yang berisi 10 orang, akhirnya kita ngirim tim yang isinya full anak kelas 7. Dan semuanya baru pertama kali ikut tournament futsal.
Pada saat itu kita ikut tournament yang diadakan oleh SMK Karya Bakti Mandiri. Seperti anak-anak pada umumnya, kita bercanda dan ketawa-tawa sepanjang perjalanan ke sekolah tersebut. Apalagi pada saat itu, kita juga untuk pertama kalinya dapet dispensasi dari sekolah buat gak masuk. Kita benar-benar antusias waktu itu. Kita datang dari pagi padahal main jam 4 sore. Kita abisin waktu dengan nonton pertandingan-pertandingan di toournament itu. Kita jajan, makan, bahkan ada yang sempet tidur.
Semakin mendekati waktu pertandingan, kita justru semakin kehilangan antusias. Deg-degan semakin kerasa. Gua dan beberapa temen gua sampe bolak-balik ke kamar ganti. Menjelang satu pertandingan kita udah ganti baju dengan jersey tanding kita plus pemanasan. Tapi canda tawa semakin hilang seiring terlihat hebatnya para pemain sekolah lain yang bertanding sebelum kita. Dan suasana tim justru menegangkan. Pelatih kita waktu itu seolah membiarkan karna mungkin ga ada target buat tim ini.
Akhirnya kita bertanding. Di awal pertandingan, kedua tim terlihat seimbang. Tapi skor akhir berkata lain. Kita kalah 0-4. Ini jadi pertandingan dan tournament yang gabakal gua lupain. Setelah itu gua berpikir "Apa yang salah?". Seiring berjalannya waktu gua tahu kalo kita kehilangan fokus, mungkin yang ada di pikiran kita adalah "Tournament tuh menyenangkan, kita pasti juara" padahal ga semudah itu.
Singkat cerita, kita latihan lagi dan akan berangkat ke tournament selanjutnya di SMK Pusaka Nusantara 2. Dengan tim yang sama, kita berusaha buat fokus, ga kaya tournament sebelumnya. Ditambah lagi, kita udah tahu kekuatan calon lawan yang udah jelas diatas kita.
Singkat cerita lagi, kita kalah lagi. Kali ini skornya lebih mencolok, 2-8. Tapi diluar skor akhir yang menyakitkan itu, ada hal positif yang gua liat dari gua dan temen-temen gua. Pertama, kita berani menekan lawan. Kedua, kita berhasil menekan lawan dengan hasil 2 gol yang keduanya dicetak temen gua, yaitu Afif. Ketiga, kita punya kemauan buat bangkit, karena pada saat itu kita sempet ketinggalan 8 gol sampai akhirnya ngerubah skor jadi 2-8. Ini yang bikin gua berpikir "Kita punya harapan".
Selanjutnya, kita semua naik ke kelas 8, yang berarti kita punya adik kelas, yaitu anak kelas 7. Banyak anak kelas 7 yang masuk ekskul futsal dan banyak juga yang punya kemampuan bagus termasuk temen satu SSB (Sekolah Sepak Bola) gua. Sayangnya, temen-temen satu angkatan gua banyak yang seolah menyerah. Mereka keluar dari ekskul futsal. Riza keluar, Alfin (cedera), bahkan Afif yang bikin gua berpikir kalo tim ini punya harapan pun keluar. Dan banyak yang lainnya. Tapi diluar itu, gua seneng temen angkatan gua yang punya skill bagus kaya Nugi, Asnan, Adhit justru malah ikut futsal walaupun tahun sebelumnya ga ikut. Gua jadi tetep optimis.
Abis itu, kita ikut tournament lagi. Kali ini gua lupa nama sekolahnya apa, yang jelas itu SMK. Kita ngirim beberapa tim. Yang satu diisi full anak kelas 8 yang berarti itu tim gua. Satu lagi diisi anak kelas 9 plus anak kelas 7.
Akhirnya tim gua bertanding. Dan de javu. Ya, kita kalah lagi. Kali ini skornya 4-2. Gua berhasil nyetak gol pertama gua buat tim ini. Satu gol lagi dicetak Nugi. Tim lain yang diisi anak kelas 9 sempet lolos walupun akhirnya tersingkir.
Tournament selanjutnya di Sekolah Al-Muslim. Masih dengan tim yang sama. Dan hasil yang sama. Kali ini, sedikit lebih baik, kita kalah adu penalti dengan skor 1-2 dari tuan rumah SMP Al-Muslim setelah imbang 3-3 di waktu normal. Gua lagi-lagi bisa nyetak gol. Tim lain yang diisi anak kelas 9 pun lagi cuma maju satu langkah langsung kalah.
Yang gua soroti bukan kalahnya, tapi prosesnya. Kalo lu liat skor akhirnya, selalu ada perkembangan dari tim ini, termasuk diri gua pribadi sebagai pemain. 0-4 > 2-8 > 2-4 > 3-3(1-2). Ini bikin gua selalu optimis dari tornament ke tournament. Akhirnya pelatih mutusin buat bikin satu tim aja. Selain memangkas pengeluaran, juga meningkatkan kualitas tim. Tim yang diisi anak kelas 9+kelas 7 digabung sama tim kelas 8. Pada saat itu isinya Alfa(Kiper), Azmi, Reyhan, Adhi, Gua, Difa, Nugi, Imam, Adhit, Berlin, Rizky, Faisal. Alfa, Azmi, Reyhan, Mahesa ini kelas 9. Gua, Difa, Nugi. Imam, dan Adhit kelas 8. Berlin, Rizky, dan Faisal kelas 7.
Tournament pertama tim ini adalah di SMK Karya Bhakti Mandiri. Gua datang lagi ke sekolah ini dengan tim baru dan semangat baru. Benar saja, kita bisa melaju cukup jauh setelah 2 kali menang, walaupun akhirnya kalah di 8 besar di babak adu penalti setelah imbang 1-1. Di pertandingan ini mungkin gua yang aling sedih karena gua nyetak gol bunuh diri padahal tim sempet unggul 1-0.
Tournament selanjutnya, tournament futsal piala bupati di lapangan futsal bagen. Gua dan temen-temen mutusin buat ngerubah tos kita yang tadinya "SFE... WOYY" jadi "SFE... HARUS LEBIH BAIK". Harapannya tim ini akan sesuai dengan tosnya, yaitu akan selalu lebih baik dan lebih baik lagi. Di tournament ini gua ketemu temen SSB gua dari SMP 10 Tambun dan SMP Budi Perkasa. Sebelum pertandingan, kita ngobrol yang kurang lebih percakapannya gini:
Gua : Lawan mana?
A : Lawan SMP 5. Lu lawan mana?
Gua : Lawan dia nih.
S : Oh lu lawan gua? Lu shatam?
Gua : Iya.
S : Yaelah shatam doang.
Dia bilang "SHATAM DOANG" loh. "DOANG". Dari situ gua bertekad buat bisa ngalahin dia. Dan ternyata........ BERSAMBUNG
https://www.bolavita.vip/rumus-bola-tangkas/
ReplyDelete